Kamis, 29 November 2012

Realize


                                Woke Up

Semalam tadi, bukan akhir malam bagi saya. Saya yang telah menuding mati dari rasa dan pikiran. Serasa hidup kembali, saya tertangani hebat oleh dokter handal. Dia mampu membangunkan saya dari mati. Memang takkan saya atau kamu temukan di Rumah Sakit manapun. Saya menemukannya direlung hati. Hati yang menuntun saya. Bertemu dalam pikiran. Dalam rasa yang tak pernah saya sesalkan. Walau tak terealisasikan, namun saya bangga bertahan.
Tulisannya menghidupkan saya kembali. Entah karena memang saya tersentuh dengan apa yang dia tulis? Atau hanya karena saya mengaguminya. Rasa itu tak dapat saya deskripsikan. Namun saya beruntung, dapat bernafas dalam sadar.
Saya tak pernah menyalahkan apapun dan siapapun, namun saya tak sanggup berjalan diatas normal. Saat harapan saya jatuh di tempat yang pernah saya rencanakan. Dengan tidak melupakan Tuhan, saya sedikit tertatih ketika harus menerima, bahwa saya harus terpisah jauh dari harapan orang tua, uni, dan uda saya. Memang, mimpi untuk bersama uda di Teknik Kimia UI terus membayanggi saya. Walau sudah setahun lebih bermain di kawasan sastra, kependidikan, dan jurnalis. Saya masih saja terus berani hidup dalam bayang angan-angan yang sekarang tergantung entah dimana.
Saya masih saja ragu, tentang kepastian takdir yang memang sedang saya jalani sekarang. Terus saja saya bekata lirih pada diri: sabar, ini hanya sementara. Saya tak pernah berani untuk benar-benar bangun dari mimpi-mimpi itu.
Dan sekarang! Saya memang harus tegas. Saya tidak sedang bermimpi. Memang sudah takdir saya untuk berada di sini. Saya harus rasional, dan disinilah saya harus berjalan bersama asa dan segelumit harapan orang tua. I love mazra family: mam, dad, sist, n my bro. special,orang baru dalam hidupku, ilove my inspiration
Selasa malam, 27 November 2012